LABORATORIUM CYLIN
Laboratorium Counseling For Young Leraners Indonesia atau biasa disebut Laboratorium Cylin merupakan salah satu laboratorium dari Pusat Pelayanan dan Pengembangan Bimbingan dan Konseling (P3BK) sebagai tempat untuk praktik pelayanan Bimbingan dan konseling bagi Anak Usia Dini (AUD), dan fasilitas yang ada didalamnya disesuaikan dengan keadaan sebenarnya yang ada lembaga Pendidikan anak usia dini.
Bimbingan dan konseling pada anak usia dini dapat diartikan sebagai upaya bantuan yang dilakukan guru/pendamping terhadap anak usia dini agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal serta mampu mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi anak tersebut (Syaodih & Agustin, 2014).
Pada satuan PAUD bimbingan dan konseling kebanyakan tidak di lakukan oleh konselor anak melaikan guru sendirilah yang terjun langsung dalam pemberian bantuan/bimbingan terhadap anak maupun orangtua. Guru PAUD bekerja secara multifungsi yaitu sebagai pemberi bantuan (bimbingan dan konseling), sebagai tenaga pendidik bagi peserta didiknya, sebagai ibu ke dua bagi anak di tempat belajar (sekolah). Maka dari itu, guru PAUD hendaklah kompeten.
Menurut Syaodih & Agustin (2014) Adanya layanan bimbingan dan konseling pada anak usia dini dilakukan untuk membantu anak agar:
- Lebih mengenal dirinya, kemampuannya, sifatnya, kebiasaannya dan kesenangannya.
- Mengembangkan potensi yang dimiliki anak
- Mengatasi kesulitan-kesulitan yang di hadapi oleh anak
- Menyiapkan perkembangan mental dan sosial anak untuk masuk kelembaga pendidikan pada jenjang selanjutnya.
Selain itu, bimbingan konseling yang dilakukan dapat memberikan pandangan maupun pengertian terhadap orangtua untuk;
1. Membantu orangtua agar mengerti, memahami dan menerima anak sebagai individu
2. Membantu orangtua dalam mengatasi gangguan emosi pada anak yang ada hubungannya dengan
situasi keluarga di rumah
3. Membantu orangtua mengambil keputusan dalam memilih sekolah bagi anaknya sesuai dengan
taraf kemampuan kecerdasan, fisik, dan indranya.
4. Memberikan informasi kepada orangtua untuk memecahkan masalah kesehatan anak.
Suatu bimbingan konseling di berikan untuk semua anak tidak hanya kepada anak yang bermasalah. Pemberian bimbingan yang baik akan memberikan hasil yang baik pula dari suatu proses yang dilakukan. Bimbingan yang dilakukan harus mencakup seluruh aspek perkembngan anak yang meliputi nilai agama dan moral. Kognitif, Bahasa, kecerdasan sosial-emosional, fisik motoric serta keterampilan/seni anak.
Sebelum bimbingan dilakukan pada anak usia dini, sebaiknya bimbingan yang dilakukan diawali dengan mengenal kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan oleh anak. Kegiatan bimbingan konseling tidak semata dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan anak maupun ketika anak memiliki masalah. Akan tetapi bimbingan yang dilakukan hendaknya berkelanjutan dan berorientasi pada aspek perkembangan anak.
Bimbingan dan konseling pada anak usia dini dapat diartikan sebagai upaya bantuan yang dilakukan guru/pendamping terhadap anak usia dini agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal serta mampu mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi anak tersebut (Syaodih & Agustin, 2014).
Pada satuan PAUD bimbingan dan konseling kebanyakan tidak di lakukan oleh konselor anak melaikan guru sendirilah yang terjun langsung dalam pemberian bantuan/bimbingan terhadap anak maupun orangtua. Guru PAUD bekerja secara multifungsi yaitu sebagai pemberi bantuan (bimbingan dan konseling), sebagai tenaga pendidik bagi peserta didiknya, sebagai ibu ke dua bagi anak di tempat belajar (sekolah). Maka dari itu, guru PAUD hendaklah kompeten.
Menurut Syaodih & Agustin (2014) Adanya layanan bimbingan dan konseling pada anak usia dini dilakukan untuk membantu anak agar:
- Lebih mengenal dirinya, kemampuannya, sifatnya, kebiasaannya dan kesenangannya.
- Mengembangkan potensi yang dimiliki anak
- Mengatasi kesulitan-kesulitan yang di hadapi oleh anak
- Menyiapkan perkembangan mental dan sosial anak untuk masuk kelembaga pendidikan pada jenjang selanjutnya.
Selain itu, bimbingan konseling yang dilakukan dapat memberikan pandangan maupun pengertian terhadap orangtua untuk;
1. Membantu orangtua agar mengerti, memahami dan menerima anak sebagai individu
2. Membantu orangtua dalam mengatasi gangguan emosi pada anak yang ada hubungannya dengan
situasi keluarga di rumah
3. Membantu orangtua mengambil keputusan dalam memilih sekolah bagi anaknya sesuai dengan
taraf kemampuan kecerdasan, fisik, dan indranya.
4. Memberikan informasi kepada orangtua untuk memecahkan masalah kesehatan anak.
Suatu bimbingan konseling di berikan untuk semua anak tidak hanya kepada anak yang bermasalah. Pemberian bimbingan yang baik akan memberikan hasil yang baik pula dari suatu proses yang dilakukan. Bimbingan yang dilakukan harus mencakup seluruh aspek perkembngan anak yang meliputi nilai agama dan moral. Kognitif, Bahasa, kecerdasan sosial-emosional, fisik motoric serta keterampilan/seni anak.
Sebelum bimbingan dilakukan pada anak usia dini, sebaiknya bimbingan yang dilakukan diawali dengan mengenal kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan oleh anak. Kegiatan bimbingan konseling tidak semata dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan anak maupun ketika anak memiliki masalah. Akan tetapi bimbingan yang dilakukan hendaknya berkelanjutan dan berorientasi pada aspek perkembangan anak.
Laboratorium Cylin ini merupakan Penciri atau ke khasan Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Muria Kudus, yang membedakan dari Universitas lain.
Laboratorium Cylin ini juga untuk Terapi anak (juga disebut konseling anak) mirip dengan terapi dan konseling untuk orang dewasa: terapi ini menawarkan ruang yang aman dan pendengar yang berempati sambil menyediakan alat untuk membawa perubahan dalam pikiran, perasaan, dan perilaku.
Sama seperti klien dewasa, klien anak menerima dukungan emosional dan tujuan dalam sesi mereka. Mereka dapat fokus pada penyelesaian konflik, memahami pikiran dan perasaan mereka sendiri, dan memikirkan solusi baru untuk masalah sehari-hari mereka.
Satu-satunya perbedaan besar antara terapi orang dewasa dan terapi anak adalah penekanan pada memastikan anak-anak memahami apa yang terjadi, dan bagaimana mereka tidak sendirian.
Terapi anak dapat dilakukan dengan satu anak, seorang anak, dan orang tua atau orang tua, atau bahkan dengan lebih dari satu keluarga. Ini sering dilakukan oleh seorang konselor atau terapis yang berspesialisasi dalam menangani anak-anak, dan yang dapat menawarkan wawasan kepada orang tua dan/atau wali yang mungkin tidak langsung terlihat.
Terapis dan klien dapat mencakup berbagai masalah yang meliputi:
01
Perceraian atau perpisahan;
02
Kematian orang yang dicintai;
03
Trauma;
04
Penindasan;
05
Pelecehan seksual;
06
Pelecehan emosional;
06
Kekerasan fisik;
07
relokasi keluarga atau anak;
08
Penyalahgunaan zat atau kecanduan dalam keluarga;
09
Penyakit mental, seperti depresi, kecemasan, dan gangguan obsesif-kompulsif (TherapyTribe, 2018).
Terapi yang baik akan hadir dan berorientasi ke depan (artinya akan ada sedikit melihat ke belakang atau menggali masa lalu) dan kemungkinan akan menggunakan modalitas non-verbal seperti bermain, permainan, seni, dll.
Sebagai lembaga yang memiliki tugas dan tanggung jawab menyiapkan dan menghasilkan guru Bimbingan dan Konseling di satuan atau program PAUD, dengan berbagai berbagai bentuknya, seperti RA/TK/BA, KB/TPA, dan satuan PAUD sejenis (SPS) yang kompeten di bidangnya dan linier dengan Program Studi PAUD. Prodi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus, telah merancang program akademik dan non akademik yang diharapkan mampu menyiapkan guru yang kompeten. Selain itu, berbagai fasilitas telah disiapkan untuk mendukung program akademik dan non akademik. Salah satu fasilitas tersebut adalah laboratorium.
Sebagai lembaga yang memiliki tugas dan tanggung jawab menyiapkan dan menghasilkan guru Bimbingan dan Konseling di satuan atau program PAUD, dengan berbagai berbagai bentuknya, seperti RA/TK/BA, KB/TPA, dan satuan PAUD sejenis (SPS) yang kompeten di bidangnya dan linier dengan Program Studi PAUD. Prodi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus, telah merancang program akademik dan non akademik yang diharapkan mampu menyiapkan guru yang kompeten. Selain itu, berbagai fasilitas telah disiapkan untuk mendukung program akademik dan non akademik. Salah satu fasilitas tersebut adalah laboratorium.