Mahasiswa diajak untuk menjelajahi perbedaan-perbedaan budaya yang melibatkan aspek-aspek seperti bahasa, norma sosial, dan nilai-nilai, bahkan wisata dan makanan yang tentunya unik dan berbeda di seluruh daerah di nusantara. Salah satu keunikan mata kuliah ini adalah penggunaan studi kasus nyata yang memunculkan tantangan konseling lintas budaya. Mahasiswa berkesempatan untuk menghadapi situasi-situasi yang mungkin mereka temui dalam praktik profesional mereka nanti.
Dosen pengampu mata kuliah, Dr. Richma Hidayati, S.Pd., M.Pd., berbagi pandangannya tentang kepentingan konseling lintas budaya. "Mata kuliah ini bukan hanya sekadar teori, tapi pengalaman yang mendalam. Mahasiswa belajar tidak hanya menjadi konselor yang terampil, tetapi juga menjadi agen perubahan yang mampu menghormati dan merangkul keberagaman."
Berikut adalah cuplikan dari keceriaan dan kebermanfaatan mata kuliah ini:
1. Menggali Keanekaragaman Budaya:
Mata kuliah ini membawa mahasiswa ke dalam perjalanan menyeluruh melalui berbagai budaya di seluruh dunia. Dosen-dosen berpengalaman membimbing mahasiswa untuk memahami bagaimana perbedaan-perbedaan budaya mempengaruhi persepsi, nilai-nilai, dan norma-norma dalam proses konseling.
2. Pembelajaran Interaktif:
Sebagai bagian dari pendekatan pembelajaran yang interaktif, mahasiswa terlibat dalam diskusi kelompok, dan simulasi peran. Ini membantu dalam mengembangkan keterampilan praktis yang diperlukan untuk berkomunikasi secara efektif dengan individu dari latar belakang budaya yang berbeda.
3. Pengembangan Empati dan Kesadaran Kultural:
Mata kuliah ini tidak hanya membekali mahasiswa dengan pengetahuan teoritis, tetapi juga fokus pada pengembangan empati dan kesadaran kultural. Mahasiswa diajak untuk merenungkan perspektif mereka sendiri dan membuka pikiran mereka terhadap keanekaragaman manusia.
Mata kuliah konseling lintas budaya bukan hanya sebuah kelas, tetapi pengalaman yang mendalam dan membingkai pandangan mahasiswa terhadap konseling. Dengan semakin terbukanya dunia, kemampuan untuk berkomunikasi dan memahami individu dari berbagai latar belakang budaya adalah aset berharga dalam dunia profesional konseling. Melalui mata kuliah konseling lintas budaya, Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Muria Kudus tidak hanya mencetak konselor-konselor masa depan yang terampil, tetapi juga mencetak pemimpin yang mampu mempromosikan inklusivitas dan saling pengertian di tengah masyarakat yang semakin beragam.